Kidung Sunya Sang Larva
Jangan takut saat gelap menyergap. Usahlah sedih saat kesunyian adalah satu-satunya teman. Bantala akan selalu menjadi saksi sayap-sayap bestari. Masuklah ke bilik lindapmu. Satu purnama tak akan lama untuk mengeja senandika. Beranilah dan jenggala yang berdesik akan mengayun kilau sayapmu.
Tepat seperti dugaan vi di tahap akhir fase ulat kemarin, keberadaan buddy terdeteksi sebagai pemberi kenangan terindah dan terdekat, terbukti 99% ðŸ¤. Pasti ada udang di balik batu-batu hutan alias senyum para peri itu perlu diwaspadai, hihi, tetapi vi sudah belajar dari pekan-pekan sebelumnya perii, petualangan di hutan ini selalu plot twist.
Bakal ada alur apalagi yaaa setelah nanti insyaallah satu purnama para larva ini memilih ruang senyapnya sendiri?
Kalau dalam bayangan vi setidaknyaaa dalam masa puasa, si kepompong bisa benar-benar bersenandika tanpa ada yang merisak atau terusik menebak plot menjebak. Namun, tak ada salahnya kita tetap bermain tebak-tebakan, yuk!
Baca juga cerita dan tebakan yang betul saat pekan kemarin di sini: Bekal Untuk Bestie di Hutan
Kata peri
Ruang diskusi di salah satu sudut rimba diawali dengan mengulang fase larva. Ada beraneka model belajar yang telah kami pelajari dan coba lakukan di fase kemarin.
1. Self explanation: membuat jurnal sendiri dalam bentuk teks
2. Infografis: membuat jurnal dengan gambar dan teks
3. Learning by sharing: podcast
4. Learning by teaching: go live sendiri
5. Learning by giving: membuat bekal
6. Peeragogy: berkelompok dalam satu minat yang sama (hiks yang ini juga bubar saudara-saudaraa!)
7. Learning by doing: belajar dengan melakukan praktik sesuai keluarga
8. Learning by window shopping: melihat go live lainnya
9. Interliving/ interleaved practice: ketika belajar satu hal juga melakukan hal belajar lainnya, misalnya memasak ternyata memerlukan persiapan/ pemilahan bahan makanan jadi belajar itu dulu.
Waah, benar-benar delapan pekan masa ulat yang gemuk dengan ilmu. Ada yang sudah naik berat badannya, Teman-Teman ulat?
Sedangkan di tahap kepompong yang akan kami jalani adalah masa re-learn atau belajar kembali, hmm kalau bahasa vi sih membumikan asa dan bermain sendiri di petak-petak ilmu.
Kalau istilah magika nih, kepompong itu ruang kontemplasi (merenung sendiri, tapii jangan sampai pikirannya kosong ya, Teman-Teman); being process (proses menjadi (sesuatu)); peacefull place; dan berpuasa.
Puasanya kepompong buncek
Setelah (ke)banyak(an) makan, hayoo loh siapa yang overweight hihii kayaknya engga ada sih, nah larva-larva cantik akan berpuasa dengan cara di buncek yaitu menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan buruk yang menghambat tujuan di peta belajar.
Baca juga: ini peta belajar Viana
Puasanya hanya cukup memilih SATU kegiatan, jadi jauh-jauhan deh, syukur bisa menghilangkan kebiasaan atau kegiatan yang menganggu tercapainya tujuan di buncek. Pelaksanaan puasanya selama empat pekan yang masing-masing dilaksanakan selama 7 hari full kecuali di pekan terakhir hanya empat hari.
Kabar menantangnyaa, puasa para kepompong buncek tidak sembarang puasa, karena harus diikuti dengan melatih ilmu alias T30H, tantangan 30 hari sesuai ilmu di peta belajar yang ingin dilejitkan.
Tips sukses puasa dan latihan ilmu ala peri yaitu 4T (ini singkatannya ala vi sih)
1. Tinggikan konsentrasi, fokus pada kalender
2. Tinggikan kecepatan, gercep bin satsetsatset yaa, Maak
3. Tinggikan energi: karena menjalankan dua hal, puasa dan latihan
4. Tega dan tirakat: sabar pada diri sendiri dan melihat teman saat berproses
Jadwal puasa dimulai pada tanggal 28 Agustus sampai sepekan lalu break puasa, begitu seterusnya. Nah saat break ini saatnya mengunggah NHW puasa alias cerita puasa atau vi sebut cipus. ðŸ¤
Dan tantangan akan dimulai pada 1 September tanpa jeda bertemu matahari selama satu bulan. Ini juga disebut cerita kepompong. Kayaknya di dalam kepompong juga tidak ada jendela untuk mengintip, bisa-bisa kehujanan kalau pas ada hujan.
Wooww, mulai menjurnal tiap hari lagiiii?
Ini kayak di bunsay kemarin sebenarnyaa. Insyaallah kita semua pernah melakukannya. Yukk, semangaaaat!
Baca juga pengalaman dan trik menjurnal satu purnama full
Apa yang terjadi di hutan kupu-kupu?
Jangan ditanya penghuninya ke mana? Karena saat para penjelajah buncek 4 memasuki dunianya masing-masing, mengunci diri dari riuhnya dunia, para peri pun memasuki kepompongnya juga. Seisi hutan kupu senyap!
Bahkan mungkin lenyap sesaat juga dari dunia, karena semua fasilitas komunikasi bahkan termasuk bisik-bisik ke bestie pun dibekukan! Boleh tetap bertugas bagi para perangkat hutan tetapi hanya pelaporan saja, tidak melakukan modus untuk tanya-tanya atau menyemangati NHW.
Yang bakal terjadi pada diri kita?
Ini vi coba mengurai kembali dengan pembaruan seperlunya dari yang telah vi tulis di postingan pengalaman dan trik menjurnal satu purnama, yaaa.
Sama seperti emak-emak yang memiliki waktu 24 jam sehari, pasti merasakan capeknya sebagai emak, namun menurut vi,
Menjadi ibu bukanlah peran tanpa laku, bukanlah rutinitas jemu tanpa sempat menambah ilmu.
Justru berilmu atau mencari ilmu malah menjadi healing atau refreshing dari penatnya ritme yang ada, apalagii kalau misalnya berilmunya engga usah ada peer, hihi. Namun, adanya peer kan agar kita bisa menyerap dan mengendapkan ilmu, ya.
Sedangkan menjurnal tiap hari selama satu purnama, pastilah menimbuilkan kekhawatiran bakal sulit menjalaninya, khawatir keliwat submit, khawatir tidak didukung suami dan anak-anak, atau malah mabok alarm karena sehari saja bisa puluhan alarm.
Bismillah
Vi coba berbagi semangat dan tips, ya
1. Terima saja dulu, jangan protes apalagi ngeyel 😀 Sebab inti kehidupan kita sendiri pun adalah laporan pada yang Maha Menghidupkan. Sebagai muslim pada khususnya juga ada waktu laporan minimal 5x sehari.
2. Tepat waktu. Kadang, suami dan anak-anak menjadi kambing hitam para emak menjadi tidak bisa tepat waktu. Hmm sebenarnyaa semua bermula dari diri kita sendiri, jangan pernah meragukan kekuatan afirmasi dan komunikasi pada keluarga kita. Kalau kita yakin, maka keluarga pun akan melihat kesungguhan kita dan bukan tidak mungkin malah akan membantu kita untuk bisa tepat waktu.
Anak-anak dan suami bukanlah tantangan, mereka masyaallah sebenarnya adalah kado terindah dari-Nya untuk menguatkan langkah kita.
Insyaallah dalam capaian tepat waktu ini strategiku adalah dengan membuat alarm, mencatat, dan memberitahukan pada suami serta meminta izin waktu khusus tiap hari sesuai goals di peta beajar. Selain itu yang paling penting dan memegang kunci dari pengendalian waktu ini adalah dengan tidak menunda melakukan ibadah. Buat vi, ini berpengaruh banget, jika menunda salat maka hal-hal lainnya akan tertunda juga. Bahkan ke anak-anak pun hal ini juga dalam proses pembiasaan agar mereka tidak menunda beribadah.
3. Merajut kesabaran. Hal yang sangat klasik ya, jika menghadapi ujian maka harus bersabar. Kayaknya engga ada emak yang tidak pernah merasakan ujian kesabaran. Biasanya kalau vi nih, kesabaran itu akan teruji banget jika jadwal tidak tertata dengan baik, mood yang kurang bagus karena imun menurun atau saat kondisi pms, juga ketika ada kondisi yang tidak biasa di keluarga kita.
Kunci kesabaran ini sendiri juga pada keteguhan iman, jika ruhiyah sedang stabil, maka kesabaran akan meningkat grafiknya; pun jika ruhiyah berantakan, maka kesabaran pun rentan tertawan.
Sebuah harapan
Teriring sebuah harapan untuk para peri yang telah membersamai kami hingga saat ini, terima kasih banyaak ya. Namun, izinkan diri yang perlu banyak belajar ini untuk menyampaikan sedikit masukan
1. Puasanya kepompong mungkin lebih baik juga jika dimasukkan ke video buncek itu sendiri yang menggambarkan metamorfosis kupu-kupu. Yang masuk di teks video itu begini: lacak ilmunya (telur-telur), lahap ilmu (larva), latih ilmunya (kepompong), larutkan dalam keseharian (imago). Nah puasanya kenapa tidak ada peri? Sedangkan dalam tahap kepompong ini yang menentukan adalah puasanya, bukan tantangan 30 hari. Kata magika dan peri kan ada di batch sebelumnya yang gugur karena puasanya tidak memenuhi target walaupun tantangannya tanpa jeda.
2. Tingkatan puasa yang disampaikan sebenarnya masuk ke hakikat tingkat puasa menurut muslim, kenapa tidak menyertakan tingkatan tersebut sumbernya darimana magika? Atau jika tidak bisa mencantumkan asal yang mengacu pada sarat mungkin sebaiknya membuat tingkatan ala buncek sendiri.
Untuk Teman-Teman larva,
Semoga Allah memberikan kita semu kemudahan, kelapangan dan kebahagiaan yang berlipat ya, untuk kita dan keluarga. Oya karena judulnya buncek adalah penjelajahan, maka biasanya ada pendakian heuheu, ayoo kita semangaaaat bareng ya karena ini saatnya naik gunung. Anggap saja sedang bergembira dengan diri sendiri, namanya bergembira harus dengan hati yang senang, bukan?
Insyaallah nanti kita akan melihat kembali arunika bersama dengan wujud kita yang baru, dengan sayap-sayap adiwarna. Euonia. 🦋
Salam,
Viana Wahyu
Posting Komentar untuk "Kidung Sunya Sang Larva"