Tips Memotret Gercep Saat Liburan
Kebanyakan anak-anak susah diminta diam saat mau difoto di luar. Mau menekan shutter kamera, anak-anak keburu lari. Ngarahin gaya pakai senyum malah Emak yang tertawa, akhirnya kamera tidak stabil.
Apalagi saat liburan gini kan, biasanya bocil akan suka kalau diajak di luar rumah. Tidak perlu jauh-jauh ke gunung, pantai, kebun binatang atau lainnya, diajak ke halaman dan bikin tenda atau memasak di kebun ala garden party pun sudah senang.
Ternyata mencoba hal-hal berikut bisa banget membantu agar Emak tetap hepi dan sat set sat set mengabadikan momen kebersamaan.
Memotret dengan kamera handphone
Kamera ponsel lebih praktis dibanding kamera digital, apalagi kalau membuka aplikasi kamera hape hanya selangkah saja, tinggal tap dan sudah terbuka fiturnya.
Hal ini memudahkan untuk gercep mendokumentasikan kegiatan anak-anak, sebab kadang tidak setiap saat bisa kondusif untuk memotret dengan kamera, bahkan di beberapa tempat wisata kadang ada himbauan untuk tidak mengambil foto dengan kamera alias dilarang membawa kamera digital.
Mode automatic atau mode manual bebas mau pilih yang mana, tergantung pada konsep yang diinginkan. Mode auto lebih mudah untuk segera menangkap momen, tetapi tentu saja dengan "pov" kamera ponsel, misal kecerahan cahayanya atau mungkin kecepatan atau shutter speed. Sedangkan pada mode manual (pada kamera ponsel lain bisa jadi bernama mode pro, mode pakar, dan mode-mode lainnya, asalkan yang bisa mengatur iso, shutter speed, (dan jarang sekali bisa mengatur) aperture karena memang bawaan sebagian besar kamera.
Bebaskan gaya anak-anak
Ekspresi apa adanya anak-anak membuat foto lebih bercerita. Candid juga oke, Mak!
Anak-anak itu sebenarnya lucuuu dengan setiap hal yang ada pada mereka. Mau ekspresi apa saja tetap menampilkan sisi innocent yang bikin hati meleleh. Beberapa emak bahkan pernah memotret baby ketika mereka menangis dulu sebelum ditolong, dengan alasan untuk kenangan di masa depan. 😃
Dalam kondisi tertentu Emak bisa mencoba untuk mengajak mereka mengikuti arahan agar diam sejenak atau bergaya. Emak juga nih yang biasanya paham bagaimana mengajak mereka agar memperhatikan. Entah disediakan makanan lebih dulu, diberi hadiah jika sudah melakukan arahan (hmm tapi ini sebaiknya tidak sering-sering sih yaa, sebab selain bikin anak bisa berorientasi ke pamrih, dompet dan saldo Emak pun bisa tidak aman, hihii, tetapi yaa bergantung juga pada kondisi masing-masing), atau dengan kreasi lainnya yang bisa jadi berbeda pada masing-masing Emak dan anak.
Oh iya, menerima hasil foto dengan ekspresi yang di luar dugaan atau ketika realita tidak sesuai dengan ekspektasi, juga bisa menjadi sarana latihan Emak untuk banyak-banyak mengambil napas dalam, tersenyum dan lepaskan saja, Mak. Kadang hidup memang tak sesuai rencana kita, tapi insyaallah rencana lain yang berjalan pun jika dilihat dari angle kesyukuran bisa bikin hati berbunga juga.
Sinar matahari
Hindari memotret di luar saat tengah hari terik. Selain tidak bagus pencahayaannya juga bikin kepala pusing (baik anak-anak apalagi emaknya ya, kan?) Cahaya yang datang saat ini sangat keras dan panas. Kurang baik jika anak-anak beraktivitas terlalu lama di luar saat matahari tepat di atas kepala.
Jangan lupa untuk menyiasati paparan sinar matahari yang langsung ke kulit maupun pada hasil pemotretan. Memperhatikan asupan juga perlu apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu, siangnya panas bangeeet, tapi sore sudah berawan atau malah hujan deras.
Kalau hasil fotonya masih belum sesuai harapan, coba buka buku "Semua Emak Bisa Jadi Fotografer" deh, Mak. Ada banyak rahasia yang bisa dipraktikkan, lho. Buat paksu yang mau buku ini, apalagi buat hadiah istri, bakalan diterima dengan senang hati. Semoga bermanfaat, ya.
Posting Komentar untuk "Tips Memotret Gercep Saat Liburan"