NHW #9 The Next Changemaker is me !
Bismillaahi
Alhamdulillaah kelas Matrikulasi sudah di pekan terakhir, sudah genap 9 pekan dan 9 materi serta 9 NHW. Bakalan kangen euy tugas tiap pekan macam begini
Dan materi terakhir adalah tentang perubahan. Sebuah kata yang menjadi tonggak bagi Ibu Profesional untuk mengajak anak-anak mahasiswinya melakukan sebuah arah baru bagi kehidupannya. Serta judul tulisan saya ini adalah bismillah sebagai doa pun dengan uraian berikut ini. Semoga Allah ridho segenap usaha dan doa ini sebagai pilar perubahan kami. Aamiin.
Satu Perempuan Satu Generasi
Berkali-kali Ibu Profesional mengingatkan tentang pentingnya mendidik seorang perempuan, "karena mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu generasi" yaitu generasi anak-anak kita.
Dari mana memulainya ? Berawal dari lingkaran pertama kita yaitu lingkaran diri dan keluarga kita. Yakin deh setiap diri kita membawa misi perubahan, setiap diri kita adalah agen perubahan. We are the changemaker family.
Ini dia formulanya : Empati + Passion = Social Venture
Inilah yang menjadi tugas kami di NHW 9 ini
Mulai dari Diri Sendiri
Baik, mari kita menyelami diri dari passion kita. Dari kuadran 1 yang pernah kita buat. Dan di atas adalah lampiran kuadran 1 saya.
Dan minat saya paling tinggi di dunia menulis dan dunia kesehatan (kebidanan). Awal pertama kali ingin belajar di Ibu Profesional ialah karena awalnya mengira ilmu pengasuhan anak/ parenting itu adalah sebuah hal terpisah dari profesi/keilmuan yang pernah saya peroleh.
Ada Rahasia di dalam Rumah Kita
Pertama kali batu ini berpijak haruslah di dalam rumah. Harus memperbaiki kondisi di dalam rumah kita. Masih ingat kan materi yang menyampaikah bahwa customer pertama dan utama kita adalah suami dan anak-anak. Indeks kepuasan mereka adalah keberhasilan kita.
Inilah mungkin jawaban pada pertanyaan saya pribadi mengapa pola Kaizen sebagai salah satu metoda perubahan ala Jepang diikursertakan dalam bahasan materi ini. Karena pertama menyangkut perubahan, pola Kaizen adalah pola perubahan yang terus menerus dan berkesinambungan berfokus pada pengembangan dan penyempurnaan diri.
Naah yang kedua ialah karena perempuan Jepang adalah perempuan yang (saya simpulkan) menikmati dengan perannya sebagai perempuan di ranah domestik. Uniknya lagi saya menemukan sebuah rahasia dari para perempuan Jepang loh, ketika saya mencari tahu apa itu Kaizen.
Keunikan yang paling nampak ialah ketika kita mengenal metoda organizing ala Konmari, lalu yang hits bangey yaitu Bento ! Kita melihat sendiri betapa lucu dan benar-benar niatnya para ibu di Jepang menyiapkan bekal. Beda di kita kan yang penting macam-macam makanan masuk dalam kotak bekal dan tak sempat menghias lucu ala bento karena masaknya mepet cyin, hehe.
Inilah yang membuat saya banyak berpikir memang perubahan itu harus bermula dari dalam rumah. Apalagi sebagai muslim, kita banyak belajar dari berbagai riwayat tentang para sahabiyah dan terutama istri-istri Rasulullaah yang nyaman dan bahagia di rumah tapi tetap mampu berkiprah.
Yakinlah, sebuah ilmu itu akan menemukan jalannya sendiri untuk memberi kemanfaatan. Asal kita terus bergerak !
Namun, pergerakan itu tidak mungkin tanpa ujian, terutama ujian kebosanan pada rutinitas kita.
Naah, malah dapat pemantapan kan dari hadits di atas. Allah menyukai perubahan dan terus menerus walaupun sedikit.
Hayuk kita berubah...!
Bunda Shaleha
Stage terakhir di Ibu Profesional ialah menjadi bunda Shaliha. Shali, yang dengan dirinya menjadi manfaat bagi sekitarnya. Menjadi manusia yang banyak bermanfaat.
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Saya repost yaa nilai-nilainya
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Baiklah saya akan mulai mengejawantahkannya pada gambar berikut
Saya membuatnya secara terintegrasi artinya saling berkaitan dan berkesinambungan.
Berbagi di Sosmed
Mengapa ini yang saya pilih ?
Karena saya merasa harus banyak memperbaiki diri dulu dan keluarga. Bagaimana saya bisa belajar memberi manfaat pada masyarakat sambil terus menggenapkan berbagai langkah untuk penguatan dan kesungguhan di dalam rumah.
Sosial media ini saya anggap sebagai salah satu bagian yang bisa saya lakukan untuk saat ini, saat menguatkan pilar bunda sayang dan bunda cekatan di dalam rumah.
Rambu main sosmed
Kuncinya ialah "Manfaat + Deep work"
Jangan sampai aktivitas kita di sosmed yang pernah kita analisa di materi depan bahwa aktivitas sosmed ialah aktivitas dangkal/ Shallow work, aktivitas yang tidak fokus dan penuh distraksi sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup bahkan akhirnya memunculkan kebosanan atau kesia-siaan harus terulang kembali. Harus banyak reminder akan hal ini bahwa jangan sampai aktivitas sosmed ini malah hanya jadi selancar tanpa batas yang melenakan.
Untuk itu saya membuat sendiri rambu main sosmed untuk saya
Bagian paling menariknya ialah "prizes"atau reward yang saya sematkan di paling bawah tabel. Mengapa bagi saya perlu, karena ini termasuk hal yang membahagiakan. Membahagiakan diri sendiri karena kita telah berkutat untuk berusaha bermain sosmed dengan misi kita. Anggaplah kita sedang puasa sosmed, puasa dari hal-hal yang membosankan dan kesia-siaan (dengan window shopping, kepoin akun-akun ataupun lainnya). Maka buka puasa adalah reward kita saat berpuasa.
Menulis
Adalah long life learning dan long life of love untuk saya. Bagaimana saya bisa belajar mewariskan ilmu yang pernah saya dapat di akademik, pelayanan kesehatan dan juga pengalaman lewat tulisan. Lewat buku. Yang semoga bisa menjadi jariyah saya dan keluarga. Aamiin.
Saya pun terinspirasi dari kisah Ibu Kartini, ketika tulisan-tulisan di surat beliau mampu menembus batas negara dan akhirnya mampu menjadi salah satu inspirasi perubahan perempuan Indonesia untuk memperbarui pendidikannya namun tetap sesuai fitrah/ kodratnya.
Bergerak di Jalur Kesehatan
Saya pernah menuliskan mimpi ketika di NHW 8 dan NHW 4 tentang sebuah rumah sehat yang saya dan suami coba tuliskan dan ajukan proposal ini pada-Nya sebagai rumah pengabdian kami. Rumah untuk belajar dan mengajarkan ilmu. Rumah yang akrab dengan buku-buku kami. Mengajarkan ilmu dari saya dan suami dengan bidang kami masing-masing. Detilnya sudah saya tuliskan untuk diri saya sendiri ingin menjadi apa di tabel di atas.
Bismillaah semoga nama "Rumah Doppler Cahaya Keluarga Azizam" kelak bisa benar-benar terwujud. Dan seperti harapan pada awal tulisan ini semoga bisa menjadi salah satu perubahan di masyarakat, terutama fase perempuan ketika hamil, melahirkan dan menyusui pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menjadi salah satu agen peningkat kesejahteraan dengan menjadikan masyakat sebagai kader dan komunitas agar semakin tercerahkan dengan edukasi kesehatan dan menjadi salah satu cara menaikkan taraf kesehatan. Semoga bisa menjadi wasilah untuk diri kami dan masyarakat.
Melingkar mekar...
Akhirnya kembali lagi pada konsep melingkar mekar. Mengapa saya suka jika menganalogikan melingkar mekar ini seperti sebuah bunga. Melingkar dengan menanamkan bunga (manfaat) pada lingkaran-lingkaran amanah kehidupan kita dan berusaha membuat bunga yang kita tanam akhirnya mekar. Dan salah satu lingkaran kekuatan itu ialah berada di dalam lingkaran energi Ibu Profesional. Yang akhirnya bunga itu tentu saja harum seperti nilai yang diharapkan pada stage bunda shaliha.
Memang tidak mudah. Tapi bismillaah kita bisa.
Sebuah penutup dariku pada NHW terakhir matrikulasi ini
Semangat menciptakan perubahan !
Tidak usah takut bila belum ada pengikut perubahan kita
Selama kita benar dan dalam koridor kebaikan
Percayalah, perubahan itu akan menemukan jalannya sendiri
The next changemaker is us
The next changemaker is me !
Saya,
Viana Wahyu
Mahasiswi Matrikulasi IIP Batch 7
Regional Depok 2
Perubahan tidak terjadi sendiri, butuh perjuangan yang berderai dan berdarah hingga menetes ke bumi dan menyeruak ke langit.
Bergerak untuk berubah atau diam memintal pasrah?
Alhamdulillaah kelas Matrikulasi sudah di pekan terakhir, sudah genap 9 pekan dan 9 materi serta 9 NHW. Bakalan kangen euy tugas tiap pekan macam begini
Dan materi terakhir adalah tentang perubahan. Sebuah kata yang menjadi tonggak bagi Ibu Profesional untuk mengajak anak-anak mahasiswinya melakukan sebuah arah baru bagi kehidupannya. Serta judul tulisan saya ini adalah bismillah sebagai doa pun dengan uraian berikut ini. Semoga Allah ridho segenap usaha dan doa ini sebagai pilar perubahan kami. Aamiin.
Satu Perempuan Satu Generasi
Ringkasan perubahan oleh Viana |
Berkali-kali Ibu Profesional mengingatkan tentang pentingnya mendidik seorang perempuan, "karena mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu generasi" yaitu generasi anak-anak kita.
Dari mana memulainya ? Berawal dari lingkaran pertama kita yaitu lingkaran diri dan keluarga kita. Yakin deh setiap diri kita membawa misi perubahan, setiap diri kita adalah agen perubahan. We are the changemaker family.
Ini dia formulanya : Empati + Passion = Social Venture
Inilah yang menjadi tugas kami di NHW 9 ini
Mulai dari Diri Sendiri
Baik, mari kita menyelami diri dari passion kita. Dari kuadran 1 yang pernah kita buat. Dan di atas adalah lampiran kuadran 1 saya.
Dan minat saya paling tinggi di dunia menulis dan dunia kesehatan (kebidanan). Awal pertama kali ingin belajar di Ibu Profesional ialah karena awalnya mengira ilmu pengasuhan anak/ parenting itu adalah sebuah hal terpisah dari profesi/keilmuan yang pernah saya peroleh.
Ternyata pendalaman materi-materinya akhirnya membuat saya sadar bahwa "menjadi Ibu Profesional itu adalah ketika kita bisa menyelaraskan kehidupan domestik dan tugas publik kita, sehingga tidak ada yang menjadi korban." Akhirnya saya menemukan misi spesifik menjadi (bismillaah) Bunda Bidan Profesional, menjadi bunda yang meski dari rumah tapi harus belajar untuk bisa bergerak juga di luar.
Seperti pesan pak Dodik pada bu Septi yang sangat saya sukai dan menjadi ilustrasi dari tulisan ini, "Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam (rumah), maka (bakti) kamu akan keluar dengan kesungguhan itu.."
Masya Allaah, betapa harmonis sekali kehidupan pasangan suami istri inspiratif itu yang akhirnya menginspirasi anak-anak beliau dan menginspirasi para perempuan Indonesia dengan keluarganya masing-masing. Barokallaahu lakuma ya Bapak Dodik dan Ibu Septi ⚘
Seperti pesan pak Dodik pada bu Septi yang sangat saya sukai dan menjadi ilustrasi dari tulisan ini, "Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam (rumah), maka (bakti) kamu akan keluar dengan kesungguhan itu.."
Masya Allaah, betapa harmonis sekali kehidupan pasangan suami istri inspiratif itu yang akhirnya menginspirasi anak-anak beliau dan menginspirasi para perempuan Indonesia dengan keluarganya masing-masing. Barokallaahu lakuma ya Bapak Dodik dan Ibu Septi ⚘
Ada Rahasia di dalam Rumah Kita
Pertama kali batu ini berpijak haruslah di dalam rumah. Harus memperbaiki kondisi di dalam rumah kita. Masih ingat kan materi yang menyampaikah bahwa customer pertama dan utama kita adalah suami dan anak-anak. Indeks kepuasan mereka adalah keberhasilan kita.
Inilah mungkin jawaban pada pertanyaan saya pribadi mengapa pola Kaizen sebagai salah satu metoda perubahan ala Jepang diikursertakan dalam bahasan materi ini. Karena pertama menyangkut perubahan, pola Kaizen adalah pola perubahan yang terus menerus dan berkesinambungan berfokus pada pengembangan dan penyempurnaan diri.
Naah yang kedua ialah karena perempuan Jepang adalah perempuan yang (saya simpulkan) menikmati dengan perannya sebagai perempuan di ranah domestik. Uniknya lagi saya menemukan sebuah rahasia dari para perempuan Jepang loh, ketika saya mencari tahu apa itu Kaizen.
Para perempuan Jepang adalah perempuan yang kebanyakan mengerjakan pekerjaan rumah tanpa ART. Mereka melakukan pekerjaan rumahnya sendiri. Lihatlah betapa rapihnya kota Jepang, dan betapa uniknya rumah di Jepang.
Uww yaa kaan, mereka saja bahagia (dan cantik pastinya) dengan hidup tanpa ART, mestinya kita ... (isi sendiri yaaa).
Keunikan yang paling nampak ialah ketika kita mengenal metoda organizing ala Konmari, lalu yang hits bangey yaitu Bento ! Kita melihat sendiri betapa lucu dan benar-benar niatnya para ibu di Jepang menyiapkan bekal. Beda di kita kan yang penting macam-macam makanan masuk dalam kotak bekal dan tak sempat menghias lucu ala bento karena masaknya mepet cyin, hehe.
Inilah yang membuat saya banyak berpikir memang perubahan itu harus bermula dari dalam rumah. Apalagi sebagai muslim, kita banyak belajar dari berbagai riwayat tentang para sahabiyah dan terutama istri-istri Rasulullaah yang nyaman dan bahagia di rumah tapi tetap mampu berkiprah.
Yakinlah, sebuah ilmu itu akan menemukan jalannya sendiri untuk memberi kemanfaatan. Asal kita terus bergerak !
Namun, pergerakan itu tidak mungkin tanpa ujian, terutama ujian kebosanan pada rutinitas kita.
Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga engkau menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit.
(HR Abu Dawud).
Naah, malah dapat pemantapan kan dari hadits di atas. Allah menyukai perubahan dan terus menerus walaupun sedikit.
Hayuk kita berubah...!
Bunda Shaleha
Stage terakhir di Ibu Profesional ialah menjadi bunda Shaliha. Shali, yang dengan dirinya menjadi manfaat bagi sekitarnya. Menjadi manusia yang banyak bermanfaat.
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Saya repost yaa nilai-nilainya
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Baiklah saya akan mulai mengejawantahkannya pada gambar berikut
Contoh Social Venture |
Social Venture ala Viana |
Saya membuatnya secara terintegrasi artinya saling berkaitan dan berkesinambungan.
Berbagi di Sosmed
Mengapa ini yang saya pilih ?
Karena saya merasa harus banyak memperbaiki diri dulu dan keluarga. Bagaimana saya bisa belajar memberi manfaat pada masyarakat sambil terus menggenapkan berbagai langkah untuk penguatan dan kesungguhan di dalam rumah.
Sosial media ini saya anggap sebagai salah satu bagian yang bisa saya lakukan untuk saat ini, saat menguatkan pilar bunda sayang dan bunda cekatan di dalam rumah.
Rambu main sosmed
Kuncinya ialah "Manfaat + Deep work"
Jangan sampai aktivitas kita di sosmed yang pernah kita analisa di materi depan bahwa aktivitas sosmed ialah aktivitas dangkal/ Shallow work, aktivitas yang tidak fokus dan penuh distraksi sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup bahkan akhirnya memunculkan kebosanan atau kesia-siaan harus terulang kembali. Harus banyak reminder akan hal ini bahwa jangan sampai aktivitas sosmed ini malah hanya jadi selancar tanpa batas yang melenakan.
Untuk itu saya membuat sendiri rambu main sosmed untuk saya
Bagian paling menariknya ialah "prizes"atau reward yang saya sematkan di paling bawah tabel. Mengapa bagi saya perlu, karena ini termasuk hal yang membahagiakan. Membahagiakan diri sendiri karena kita telah berkutat untuk berusaha bermain sosmed dengan misi kita. Anggaplah kita sedang puasa sosmed, puasa dari hal-hal yang membosankan dan kesia-siaan (dengan window shopping, kepoin akun-akun ataupun lainnya). Maka buka puasa adalah reward kita saat berpuasa.
Menulis
Adalah long life learning dan long life of love untuk saya. Bagaimana saya bisa belajar mewariskan ilmu yang pernah saya dapat di akademik, pelayanan kesehatan dan juga pengalaman lewat tulisan. Lewat buku. Yang semoga bisa menjadi jariyah saya dan keluarga. Aamiin.
Saya pun terinspirasi dari kisah Ibu Kartini, ketika tulisan-tulisan di surat beliau mampu menembus batas negara dan akhirnya mampu menjadi salah satu inspirasi perubahan perempuan Indonesia untuk memperbarui pendidikannya namun tetap sesuai fitrah/ kodratnya.
Bergerak di Jalur Kesehatan
Saya pernah menuliskan mimpi ketika di NHW 8 dan NHW 4 tentang sebuah rumah sehat yang saya dan suami coba tuliskan dan ajukan proposal ini pada-Nya sebagai rumah pengabdian kami. Rumah untuk belajar dan mengajarkan ilmu. Rumah yang akrab dengan buku-buku kami. Mengajarkan ilmu dari saya dan suami dengan bidang kami masing-masing. Detilnya sudah saya tuliskan untuk diri saya sendiri ingin menjadi apa di tabel di atas.
Bismillaah semoga nama "Rumah Doppler Cahaya Keluarga Azizam" kelak bisa benar-benar terwujud. Dan seperti harapan pada awal tulisan ini semoga bisa menjadi salah satu perubahan di masyarakat, terutama fase perempuan ketika hamil, melahirkan dan menyusui pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menjadi salah satu agen peningkat kesejahteraan dengan menjadikan masyakat sebagai kader dan komunitas agar semakin tercerahkan dengan edukasi kesehatan dan menjadi salah satu cara menaikkan taraf kesehatan. Semoga bisa menjadi wasilah untuk diri kami dan masyarakat.
Melingkar mekar...
Akhirnya kembali lagi pada konsep melingkar mekar. Mengapa saya suka jika menganalogikan melingkar mekar ini seperti sebuah bunga. Melingkar dengan menanamkan bunga (manfaat) pada lingkaran-lingkaran amanah kehidupan kita dan berusaha membuat bunga yang kita tanam akhirnya mekar. Dan salah satu lingkaran kekuatan itu ialah berada di dalam lingkaran energi Ibu Profesional. Yang akhirnya bunga itu tentu saja harum seperti nilai yang diharapkan pada stage bunda shaliha.
Memang tidak mudah. Tapi bismillaah kita bisa.
Berteman dengan kebosanan berarti bukan berlama-lama larut dalam hal yang membosankan tanpa melakukan apa-apa tapi mengubah mindset bosan menjadi kerasan dan menjadi suatu perubahan. (Viana Wahyu)
Sebuah penutup dariku pada NHW terakhir matrikulasi ini
Duhai emak, kurasa kalian adalah barisan penghuni surga yang pantas dicemburuiKetika kau baru tersadar bahwa dunia berada di tanganmuAllah telah meletakkan surga di bawah telapak kakimu..
(Viana Wahyu)
Semangat menciptakan perubahan !
Tidak usah takut bila belum ada pengikut perubahan kita
Selama kita benar dan dalam koridor kebaikan
Percayalah, perubahan itu akan menemukan jalannya sendiri
The next changemaker is us
The next changemaker is me !
Saya,
Viana Wahyu
Mahasiswi Matrikulasi IIP Batch 7
Regional Depok 2
Posting Komentar untuk "NHW #9 The Next Changemaker is me !"