Aliran Rasa : Adrenalin Harapan dan Oksitosinasi Kerinduan
Adrenalin Harapan dan
Oksitosinasi Kerinduan
Sebuah Tugas Tentang Aliran Rasa
oleh Viana Wahyu
Oksitosinasi Kerinduan
Sebuah Tugas Tentang Aliran Rasa
oleh Viana Wahyu
Bismillaahi...
Duhai emak, kurasa
engkaulah barisan calon penghuni surga yang sangat dicemburui
Ketika kau baru
tersadar bahwa dunia sebenarnya berada di tanganmu
Allaah telah lebih
dulu menundukkan surga di bawah telapak kakimu
(Viana Wahyu)
Judul tulisan ini bikin berkerut
kah ? Hihi.. maapkan ya kalau mengarah ke lini medis yang sesuai dengan bidang
pendidikan formal saya. Sebab dua hormon inilah memang yang sering menimbulkan
gelora dan desiran perasaan di hati, ya tidak, mak ?
Ada dag dig dug karena pompaan
hormon Adrenalin macam kita sedang naik roller coaster, wohoo, dan juga ada
rasa bahagia penuh kenyamanan macam ketika kita mendekap dan bisa menyusui bayi karena efek
hormon Oksitosin yang sedang membunga-bungakan hati kita. Apalagi ada ayahnya anak-anak juga di samping kita ^_^
Alhamdulillaah saya diberi
kesempatan sama Allaah untuk bisa merasakan membersamai emak-emak yang diberi
amanah kehamilan dan persalinan. Pernah menolong persalinan langsung ketika masih aktif bekerja dan sekarang mengaplikasikan sedikit ilmu di dunia online dengan menjadi fasilitator kelas bumil. Selama sembilan bulan 10 hari atau lazimnya di
dunia kebidanan disebutkan selama 40 minggu yang menjadi waktu penempaan seorang janin di perut ibu dan persiapan seorang ibu yang waktunya hampir sama dengan lamanya
perkuliahan di Matrikulasi ini nanti selama 9 pekan (sama-sama angka 9 ya).
Jadilah disambung-sambungkan ya
mak keberadaan dua hormon yang ikut berperan selama kehamilan dengan tugas perdana tentang aliran rasa yang jadi latihan sebelum masuk ke
kelas Matrikulasi IIP Batch 7 ini, okay ? Yuk lanjut, hihi
Aliran Rasa di IIP ?
Nah, sebenarnya tahu gaungnya IIP
atau Institut Ibu Profesional ini sudah agak lama ketika masih dibolehkan main
facebook oleh suami, namun waktu itu pendaftaran sudah tutup dan akhirnya nutup
facebook juga karena berharap suami ridho dengan apa yang saya lakukan dan
akhirnya lupa juga untuk terus kepoin IIP.
Hingga bertemulah dengan kakak
senior di wadah organisasi mahasiswa jaman dulu banget ketika masih kuliah
formal, ternyata beliau menjadi salah satu pengurus IIP dan memberikan gambaran
kalau IIP itu salah satu pemantik dan penjaga hati dan pikirannya untuk menjadi
full time mom. Dan, akhirnya saya teracuni lagi untuk mencari IIP dan
memantapkan niat ikut kuliah jika ada pendaftaran lagi.
Dag dig dug jederrr
Masya Allaah jadi ikut deg-degan ya melihat animo
emak-emak calon pendaftar di Instagram (inilah medsos yang sampai saat ini
diijinkan suami, hihi) yang bejibun, alhamdulillaah daftarnya online ya.. coba bayangkan kalau para emak-emak uyel-uyelan di dunia nyata mungkin
benar-benar seperti pertarungan seru ya, karena sambil bawa anak-anak dan
seperti yang pernah saya lihat di transportasi publik com-line di gerbong
perempuan, perjuangan untuk survive-nya benar-benar bikin geleng kepala karena adegan jilbab mencong sana--sini sudah jadi hal biasa, subhanallaah.
Tapi saya rasa aturan yang dibuat
IIP ini dari awalnya fair, sih. Tidak ada adegan berderai-derai heuheu.
Benar-benar terjadi seleksi alam, dan saya pun sempat merasa deg-degan ketika
mendaftar, loadingnya itu loh ya yang butuh kesabaran karena diakses banyak emak di waktu
yang sama setelah pendaftaran dibuka.
“Tenang saja, bun, kalau rejeki in sya Allaah bunda bisa masuk IIP.” Begitu
kata mas suami yang mendinginkan kepala. Hihi, bayangin kan kalau emak-emak
online di weekday itu mesti nyuri-nyuri waktu dengan anak, apalagi kalau anak
masih balita. Lalu harus resend 3x untuk bisa submit. Alhamdulillaah bersyukur
suami ridho langkah ini dari awal.
Kosongkan dulu gelasnya
Alhamdulillaah berhasil menginjakkan
jempol di IIP karena perkuliahan online kan main jempol hihi. Namun meski online IIP tetap
menyuguhkan atmosfer dunia perkuliahan. Yang pertama kami masuki ialah kelas foundation/foundie
semacam ospek gitu lah ya. Ada wali kelas yang penyabar dan baik hati, ada
teman sekelas yang kami ga saling rebutan bangku, hehe, alhamdulillaah
teman-teman semuanya hangat dan ramah meski kadang kami terkendala tidak bisa
online bersama dikarenakan aktivitas dunia nyata masing-masing. Yang seru lagi
namanya sekolah pasti ada Pe-eR ye kaan... dan tulisan di blog inilah yang jadi latihan
PR nantinya yang di IIP disebut dengan NHW atau Nice HomeWork.
Last but not
least.. kerennya ada Studium General juga, jenggg.. jengggg... Kami berada di sebuah aula daring
besar di telegram, ada podium yang memukau, ada host yang keren, ada oleh-oleh
juga untuk calon mahasiswi, daaan yang paling keren ialah desiran-desiran rasa
yang mengalir saat itu. Ada senyap ketika harus menyimak, dan ada lalu lintas
chat kecepatan jet dari tangan-tangan
emak yang berebut menjawab atau bertanya. Dan serunya meski hanya lewat video
(sambil membayangkan duduk di aula nih) kami bisa menyimak paparan dari ibu
Septi Peni dan tim IIP semuanya yang masya Allaah, Luarr biasa ! Petjaahh... !
“Kita adalah seorang ibu sebelum amanah yang lainnya.”
Suka sekali dengan berbagai
prolog di kelas Foundation yang mengarahkan bahwa sebelum kita berilmu maka
harus mengedepankan adab. Dan sebelum belajar kita kosongkan dulu gelas kita.
Di IIP ini beragam sekali latar belakang dari pendidikan, profesi, keluarga,
kisah hidup dan kapabilitasnya, maka tak boleh ada kesombongan, tak boleh ada
tinggi hati merasa paling mampu dari yang lainnya. Kesampingkan dulu semua
badge kehidupan kita masing-masing untuk menyerap ilmu di kampus emak-emak ini.
bersama-sama kita menggapai ilmu agar lebih amanah dalam profesionalitas
sebagai istri dan ibu.
Dan salah satu kebahagiaan itu
memang membuat berbinar walau hanya hal sederhana, ketika emak walas membagikan badge resmi mahasiswi Matrikulasi IIP Batch 7 dengan menyematkan profil
diri. Seruu loh ketika emak-emak heboh dan kegirangan ngunduh aplikasi foto
maupun saling bertanya bingung-bingung bergembira tanya bagaimana cara
nyematkan foto di badge, hihi.
Jadi siap belajar ?
Bismillaah, hayuklah.. Meski
dinamika emak-emak itu sudah pasti banyak sekali (lebih banyak hal tak terduga
dibanding terduganya, hihi), tapi yakin harus yakin (sambil ambil kaca nih)
bahwa ketika emak-emak alumni BISA, maka kita pun in sya Allaah juga pasti
bisa.
Tantangan itu pasti ada, karena
basic IIP ini kuliah online maka mau tak mau kita harus belajar dunia online
juga, harus belajar familiar dengan Google Classrom, drive, telegram, dan ragam
aplikasi pendukung yang menjadikan kita emak-emak jaman now ini harus jadi
emak-emak milenial yang bahagia dengan semua kemudahan ini, bukan malah stres hihi.
Harus semangat, tidak boleh
baperan, karena energi positif yang akan membuat kita produktif. Pasti seru
merasakan hati yang berdegup ketika Adrenalin memuncak dengan
tantangan-tantangan namun ketika sudah berhasil melewati tantangan itu kita
akan merasakan tetesan oase kebahagiaan walaupun hanya dari remah-remah
sederhana.
“Sesungguhnya Allaah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.” (QS Ar Ra’du : 11)
Yuk, lebih akrab dengan si
Adrenalin dan Oksitosin yang akan banyak mendampingi kita naik roller coaster ini sampai nanti
kelulusan. Meski dag dig dug derrr saat naik dan ketika turun kaki gemetaran
tapi bahagia ga, mak ? Harus bahagia. Karena menjadi emak tak boleh sakit, tak
boleh lemah, maka kebahagiaan itulah kekuatan kita dalam kesyukuran bersama
keluarga yang menyayangi kita dan kita menyayangi mereka.
Lahirnya Janin Matrikulasi menjadi Bayi Pembaharu
Kerinduan hakiki
ialah fitrah kita sebagai istri dan ibu. Betapa peran sebagai ibu dan istri itu benar-benar nikmat di dunia yang luar biasa. Seperti halnya ketika kita mengetahui hamil dari test pack untuk pertama kalinya, bukankah kita deg-degan, tapi bahagianya bukan kepalang, kan ? Tak ketinggalan menjalani kehamilan selama 9 bulan itu sendiri juga butuh seni untuk terus survive hingga persalinan. Meski pasti akan ada jatuh bangun, lemah, letih, penat, cemas, takut, khawatir namun juga bahagia tak terkira.
Jadi, mariii kita duduk manis,
jadi mahasiswi yang baik dan tunggu kejutan-kejutan yang membahagiakan di
IIP seperti halnya kita menjalani kehamilan 9 bulan ya emak-emak say. Yakinlah setelah perjalanan 9 pekan kita di IIP nanti akan lahir sebuah rasa yang baru untuk berbuat produktif dan lebih bahagia, karena janin produk Matrikulasi kita telah lahir dan menunggu terus dibesarkan agar jadi bayi ketangguhan dan anak pembelajar yang tak lelah berilmu.. Semangaat, maaaakk !!
Kita tidak akan pernah tahu jalan belajar kita akan berujung di mana,
seberapa jauh kita menjadi pembelajar, bila kita tidak mencobanya.
Viana Wahyu
Mahasiswi Matrikulasi IIP Batch 7
Regional Depok
Posting Komentar untuk "Aliran Rasa : Adrenalin Harapan dan Oksitosinasi Kerinduan"