Askeskin yang mbuletisasi
18 April 2008 di sebuah Rumah sakit terbesar di indonesia timur, bersama beberapa orang yang ikut antri di depo farmasi alias apotek aku ingin tertawa membaca pesan wapres Yusuf Kalla..selamat mengabdi, rumah sakit yang terbaik dan terbersih"..haha apanya yang bersih, memang yang di etalase unit rawat jalan ini bersih, tapi coba jika melintasi lorong2 rumah sakit ini, pasti pusing dan bingung plus tak nyangka dengan kondisinya yang tak "bersih"
Mbaknya askes apa mbak..? aku bingung, sebab yang ikut askes kakaknya temanku. Bergegas kuangsurkan saja lembaran2 askes dan tetek bengeknya pada penjaga loket itu, sedang mbak temanku menunggu di kursi antrian "ah, kasihan kau kakak..." batinku. Tak lama kemudian penjaga loket itu bilang "mbak, loketnya bukan di sini, tapi di belakang.." Hmm akhirnya segera kuayun langkah mencari depo farmasi yang tepat. yang ada tulisannya MASKIN!
Yah, walau beberapa kali aku praktik di rumah sakit ini, ternyata untuk menemukan loket askeskin sudah membuatku pusing. Sebab mesti muter2 dan ternyata tempatnya "nylepit", di pojok belakang, sudah begitu kotor lagi! Kok bisa sih, rumah sakit begini dibilang bersih..?? Protesku berkali-kali, yang dijawab temanku dg "ya, ukh..yang dilewati Pak Wapres itu kan yang emang bersih2, mana mungkin akan lewat tempat nylepit kayak gini.." Sudah gitu, diskriminasi banget, jika loket askes PNS atau umum tampak rapi dan bersih serta mudah dicari, tapi loket askeskin ini sangat sempit, mojok serta kotor !!
Duh, kasihan ya orang2 yang ikut askeskin ! kayak judul sebuah buku "orang miskin dilarang sakit.." Malah saat berkas2 yang diserahkan oleh kakak temanku yang terpaksa dirujuk dari puskesmas di luar surabaya karena tak ada sarana memadai itu harus berkali-kali pindah tangan! Maksudnya mesti bolak-balik ke sini-ke situ...."mbak, mana nih stempel ruangannya?" kata penjaga loket yang berkata tak ramah. terus saat sudah dapat stempel yang kuminta bersama temanku ke ruangan tempat kakaknya diperiksa didapat, penjaganya bilang lagi.."mbak, mana nih nama generik obatnya? Tolong tanyakan dokternya ya.." Huh, aku sudah pingin emosi kala itu..Namun melihat senyum mbaknya teman yang masih berusia 24 tahun namun sudah jadi ummi itu membuatku mengurungkan niat.
Sebagai orang medis, aku sudah familiar dg nama obatnya, Transamin ! Dan ku fikir setiap orang medis pasti kenal nama itu. Ngapain juga pakai nama generik juga! Padahal depo farmasi kan orang2 farmasi yang harusnya lebih faham dg namanya, kenapa juga pake mesti ditanyain ke dokternya...?? Sayang, saat itu aku tak pakai seragam putih-putih..Jika iya, pasti aku sudah ngeyel ke apotekernya..
Akhirnya selepas dhuhur eh jumatan ding, obat berhasil didapat. Alhamdulillah..semoga mbak cepet sembuh dan tak akan kembali lagi ke rumah sakit ini, begitu harapanku. Sebab rumah sakit ini begitu MBULET..!! Sebelum aku dan temanku datang,. mbak terpaksa sendiri ngambil hasil di lab mikro---trus ke poli---eh, ternyata mesti ngantri lagi---setelah ngantri lagi disuruh ke OK dulu, ngambil print outnya hasil---trus balik ke Poli---trus ke apotek ---foto copy berkas...Ah, aku tak tega padamu mbak...
Namun saat itu kau berkata, "ga apa dek, walau mbak sempat nangis saat pertama kali ke rumah sakit ini, tapi ada yang lebih butuh kita kasihani...masih ada mbah-mbah yang datang ke sini sendiri..ga tahu mana-mana...disuruh bolak-balik...apalagi jika pendidikannya rendah...kasihan sekali to..?"
Ya...alhamdulillah kita masih diberi kemudahan walau kita sendiri pun kesulitan. Mbak yang terus bersyukur walau sebagai "orang kecil" ia diremehkan oleh manusia, namun insyaALLAH mbak akan disayang olehNya.
makanya jaga kesehatan, biar ga sakit atau masuk rumah sakit...!! Atau keluar masuk rumah sakit, tapi bukan sebagai yangs sakit, tapi jadi yang ngobati penderita...Ayo wujudkan indonesia sehat 2010 (bisa ga ya...?)
"
Mbaknya askes apa mbak..? aku bingung, sebab yang ikut askes kakaknya temanku. Bergegas kuangsurkan saja lembaran2 askes dan tetek bengeknya pada penjaga loket itu, sedang mbak temanku menunggu di kursi antrian "ah, kasihan kau kakak..." batinku. Tak lama kemudian penjaga loket itu bilang "mbak, loketnya bukan di sini, tapi di belakang.." Hmm akhirnya segera kuayun langkah mencari depo farmasi yang tepat. yang ada tulisannya MASKIN!
Yah, walau beberapa kali aku praktik di rumah sakit ini, ternyata untuk menemukan loket askeskin sudah membuatku pusing. Sebab mesti muter2 dan ternyata tempatnya "nylepit", di pojok belakang, sudah begitu kotor lagi! Kok bisa sih, rumah sakit begini dibilang bersih..?? Protesku berkali-kali, yang dijawab temanku dg "ya, ukh..yang dilewati Pak Wapres itu kan yang emang bersih2, mana mungkin akan lewat tempat nylepit kayak gini.." Sudah gitu, diskriminasi banget, jika loket askes PNS atau umum tampak rapi dan bersih serta mudah dicari, tapi loket askeskin ini sangat sempit, mojok serta kotor !!
Duh, kasihan ya orang2 yang ikut askeskin ! kayak judul sebuah buku "orang miskin dilarang sakit.." Malah saat berkas2 yang diserahkan oleh kakak temanku yang terpaksa dirujuk dari puskesmas di luar surabaya karena tak ada sarana memadai itu harus berkali-kali pindah tangan! Maksudnya mesti bolak-balik ke sini-ke situ...."mbak, mana nih stempel ruangannya?" kata penjaga loket yang berkata tak ramah. terus saat sudah dapat stempel yang kuminta bersama temanku ke ruangan tempat kakaknya diperiksa didapat, penjaganya bilang lagi.."mbak, mana nih nama generik obatnya? Tolong tanyakan dokternya ya.." Huh, aku sudah pingin emosi kala itu..Namun melihat senyum mbaknya teman yang masih berusia 24 tahun namun sudah jadi ummi itu membuatku mengurungkan niat.
Sebagai orang medis, aku sudah familiar dg nama obatnya, Transamin ! Dan ku fikir setiap orang medis pasti kenal nama itu. Ngapain juga pakai nama generik juga! Padahal depo farmasi kan orang2 farmasi yang harusnya lebih faham dg namanya, kenapa juga pake mesti ditanyain ke dokternya...?? Sayang, saat itu aku tak pakai seragam putih-putih..Jika iya, pasti aku sudah ngeyel ke apotekernya..
Akhirnya selepas dhuhur eh jumatan ding, obat berhasil didapat. Alhamdulillah..semoga mbak cepet sembuh dan tak akan kembali lagi ke rumah sakit ini, begitu harapanku. Sebab rumah sakit ini begitu MBULET..!! Sebelum aku dan temanku datang,. mbak terpaksa sendiri ngambil hasil di lab mikro---trus ke poli---eh, ternyata mesti ngantri lagi---setelah ngantri lagi disuruh ke OK dulu, ngambil print outnya hasil---trus balik ke Poli---trus ke apotek ---foto copy berkas...Ah, aku tak tega padamu mbak...
Namun saat itu kau berkata, "ga apa dek, walau mbak sempat nangis saat pertama kali ke rumah sakit ini, tapi ada yang lebih butuh kita kasihani...masih ada mbah-mbah yang datang ke sini sendiri..ga tahu mana-mana...disuruh bolak-balik...apalagi jika pendidikannya rendah...kasihan sekali to..?"
Ya...alhamdulillah kita masih diberi kemudahan walau kita sendiri pun kesulitan. Mbak yang terus bersyukur walau sebagai "orang kecil" ia diremehkan oleh manusia, namun insyaALLAH mbak akan disayang olehNya.
makanya jaga kesehatan, biar ga sakit atau masuk rumah sakit...!! Atau keluar masuk rumah sakit, tapi bukan sebagai yangs sakit, tapi jadi yang ngobati penderita...Ayo wujudkan indonesia sehat 2010 (bisa ga ya...?)
"
Posting Komentar untuk "Askeskin yang mbuletisasi"