Cinta Tak Selamanya Maniez
“Allah melihat usahamu, dek…”
Kata-kata dari salah seorang “mbak”ku itu yang selama ini kutancapkan di hati bahwa perjuangan yang penuh aral ini bermula dari segala kepahitan. Sebab kalau dari kisah para Rasul saja mereka juga memulai kebesaran dakwah ini juga dari kepahitan, dari kesusahan, dari kegalauan…sperti yang saat ini kurasakan.
Allah, aku bersyukur dengan ujian dariMu, sebab…
Pertama, aku masih diberi kesabaran untuk menghadapinya
Kedua, aku masih diberi taufiq dalam agamaMu
Ketiga, ada ujian yang lebih besar yang tidak menimpaku
Keempat, ujian ini tidak menimpa agamaku…
Emm..itu sebait tulisan teman2 di masjid kampus, tapi sepertinya ada yang keliru sebab memoriku masih pentium standar..belum pentium briliant. Namun intinya bahwa aku harus sabar dengan kepahitan yang harus kutelan. Sepahit obat yang harus 3x kuminum saat aku kena demam berdarah, di waktu yang seharusnya kugunakan untuk segera meraih gelar atas amanah ”kuliah” yang dibebankan oleh orang-orang tercinta di rumah...
Dan, ternyata dead line toleransi untuk meraih gelar tersebut harus terlepas dari genggaman...Plak ! Rasanya aku lebih memilih dipukul daripada mendengar ”vonis” tersebut ! Aku kecewa...hatiku menangis...Namun saat berhadapan dengan para ”penguasa pendidikan” itu aku berusaha tegar, sebab aku adalah mahasiswa, mahasiswa yang pernah demo...Sebenarnya naluri ”demonstran”ku muncul saat itu, namun sisi lain di hatiku mencegahnya sebab akan banyak efek ketika aku berontak...Sebab akan banyak yang kecewa dengan ulahku..walaupun tanpa berulah pun aku sudah mengecewakan orang2 tercinta yang selalu menjadi tempat pelabuhan hati yang menerimaku apa adanya...
Manusia memang hanya bisa berencana dalam skenario yang masih perlu banyak diedit, sedang Allah punya skenario yang Maha Kuasa...Pahit memang ! Sangat pahit..!
Satu kalimat dalam sms dari kakak yang berkilo-kilometer dari tempatku saat ini...”Ishbir, adek...Surga itu indah namun dikelilingi oleh kepahitan, dan neraka itu pahit namun dikelilingi oleh hal-hal yang manis...Percayalah Allah tidak akan pernah menguji hambaNya melebihi kemampuannya.”
Alhamdulillah..masih banyak saudara-saudara yang mendukung perjuanganku...Alhamdulillah akhirnya berkat kasihNya kutemukan kembali diriku dalam dunia nyata...Kan kutebus kekalahanku hari ini, kan kubayar kekecewaanku saat ini dengan sebuah tekad bahwa kelak aku akan menuntut ilmu yang lebih tinggi di tempat yang lain. Masak sih, aku bodoh..? Seumur-umur sejak dari bangku sekolah merah putih sampai bangku abu-abu alhamdulillah Allah memberiku kesepatan untuk menjadi barisan teratas, ya walaupun tidak paling puncak...Hingga pingin sekali neruskan nyari ilmu ke luar Indonesia ( dapat tawaran dari saudaranya bapak ) hmmm...Mau !! Tapi ibu bilang beliau nggak akan ngijinkan kalau aku masih sendiri...Lha..? Kalo ternyata nemu jodohnya di negeri lain gimana..he..he...
Yah, sekali lagi ini adalah penempaan dari Allah bahwa cinta Allah itu tak selalu berupa nikmat dan kemudahan tapi juga dalam bentuk ujian dan kesempitan. Bismillah aku ingin menggapai cintaMu...membalas cinta dari orang-orang mencintaiku...hingga sampai saatnya aku berbagi dengan seorang mujahid yang Kau pilihkan padaku untuk ku cinta...
Timur Pulau Jawa, 10 Maret 2007 : 1.44 pm
“ aku mencintaimu ibu..bapak..adek manisku..beri aku satu kesempatan lagi...”
Kata-kata dari salah seorang “mbak”ku itu yang selama ini kutancapkan di hati bahwa perjuangan yang penuh aral ini bermula dari segala kepahitan. Sebab kalau dari kisah para Rasul saja mereka juga memulai kebesaran dakwah ini juga dari kepahitan, dari kesusahan, dari kegalauan…sperti yang saat ini kurasakan.
Allah, aku bersyukur dengan ujian dariMu, sebab…
Pertama, aku masih diberi kesabaran untuk menghadapinya
Kedua, aku masih diberi taufiq dalam agamaMu
Ketiga, ada ujian yang lebih besar yang tidak menimpaku
Keempat, ujian ini tidak menimpa agamaku…
Emm..itu sebait tulisan teman2 di masjid kampus, tapi sepertinya ada yang keliru sebab memoriku masih pentium standar..belum pentium briliant. Namun intinya bahwa aku harus sabar dengan kepahitan yang harus kutelan. Sepahit obat yang harus 3x kuminum saat aku kena demam berdarah, di waktu yang seharusnya kugunakan untuk segera meraih gelar atas amanah ”kuliah” yang dibebankan oleh orang-orang tercinta di rumah...
Dan, ternyata dead line toleransi untuk meraih gelar tersebut harus terlepas dari genggaman...Plak ! Rasanya aku lebih memilih dipukul daripada mendengar ”vonis” tersebut ! Aku kecewa...hatiku menangis...Namun saat berhadapan dengan para ”penguasa pendidikan” itu aku berusaha tegar, sebab aku adalah mahasiswa, mahasiswa yang pernah demo...Sebenarnya naluri ”demonstran”ku muncul saat itu, namun sisi lain di hatiku mencegahnya sebab akan banyak efek ketika aku berontak...Sebab akan banyak yang kecewa dengan ulahku..walaupun tanpa berulah pun aku sudah mengecewakan orang2 tercinta yang selalu menjadi tempat pelabuhan hati yang menerimaku apa adanya...
Manusia memang hanya bisa berencana dalam skenario yang masih perlu banyak diedit, sedang Allah punya skenario yang Maha Kuasa...Pahit memang ! Sangat pahit..!
Satu kalimat dalam sms dari kakak yang berkilo-kilometer dari tempatku saat ini...”Ishbir, adek...Surga itu indah namun dikelilingi oleh kepahitan, dan neraka itu pahit namun dikelilingi oleh hal-hal yang manis...Percayalah Allah tidak akan pernah menguji hambaNya melebihi kemampuannya.”
Alhamdulillah..masih banyak saudara-saudara yang mendukung perjuanganku...Alhamdulillah akhirnya berkat kasihNya kutemukan kembali diriku dalam dunia nyata...Kan kutebus kekalahanku hari ini, kan kubayar kekecewaanku saat ini dengan sebuah tekad bahwa kelak aku akan menuntut ilmu yang lebih tinggi di tempat yang lain. Masak sih, aku bodoh..? Seumur-umur sejak dari bangku sekolah merah putih sampai bangku abu-abu alhamdulillah Allah memberiku kesepatan untuk menjadi barisan teratas, ya walaupun tidak paling puncak...Hingga pingin sekali neruskan nyari ilmu ke luar Indonesia ( dapat tawaran dari saudaranya bapak ) hmmm...Mau !! Tapi ibu bilang beliau nggak akan ngijinkan kalau aku masih sendiri...Lha..? Kalo ternyata nemu jodohnya di negeri lain gimana..he..he...
Yah, sekali lagi ini adalah penempaan dari Allah bahwa cinta Allah itu tak selalu berupa nikmat dan kemudahan tapi juga dalam bentuk ujian dan kesempitan. Bismillah aku ingin menggapai cintaMu...membalas cinta dari orang-orang mencintaiku...hingga sampai saatnya aku berbagi dengan seorang mujahid yang Kau pilihkan padaku untuk ku cinta...
Timur Pulau Jawa, 10 Maret 2007 : 1.44 pm
“ aku mencintaimu ibu..bapak..adek manisku..beri aku satu kesempatan lagi...”
Posting Komentar untuk "Cinta Tak Selamanya Maniez"